Merespons laju perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan, Religion for Peace (RfP) Indonesia menyelenggarakan lomba film dokumenter berdurasi lima belas menit untuk peserta pelajar SMA/SMK/MTs di seluruh Bali.
“Beberapa karya sudah menunjukkan kesadaran bahwa karya film dokumenter membutuhkan argumentasi untuk mengukuhkan semua material dalam bentuk rekaman gambar maupun suara guna menghadirkan sebuah karya yang inspiratif,” ujar Tony Trimarsanto selaku Ketua Dewan Juri saat pengumuman hasil lomba, Sabtu (18/11/2023) di Kampus Unud Sudirman.
Lomba tersebut mendapat sambutan cukup hangat dari para pelajar di seluruh Bali. Tak kurang dari 25 sekolah mengirimkan karyanya untuk turut berkompetisi.
Stasiun Klimatologi Bali turut berpartisipasi sebagai pembina dan membantu dalam penulisan naskah dan cerita, berkolaborasi dengan SMA Firdaus Jembrana. Film berjudul Jangan GR.Ka ( The Story og Gas Rumah Kaca) menceritakan kisah tentang perjalanan 5 sekawan (Tsabitah, Diva, Salma, Shifa dan Amirah) untuk mencari tahu tentang perubahan iklim bagi tugas geografi mereka. Mereka pun mengunjungi kantor BMKG Stasiun Klimatologi Bali yang berkompeten dalam memberikan informasi terkait perubahan iklim.
Di temani Kak Tray, salah seorang pegawai BMKG, mereka berdiskusi tentang penyebab perubahan iklim dan prosesnya. Dimulai dari peningkatan gas rumah kaca di atmosfer, pemanasan global dan akhirnya terjadilah perubahan iklim melalui poses yang panjang.
Mereka semakin tertarik saat Kak Tray memberikan simulasi yang cerdas tentang bagaimana gas rumah kaca bisa menyebabkan efek pemanasan global. Kak Tray juga memberikan penjelasan yang mudah tentang bagaimana kita menghadapi perubahan iklim melalui tindakan adaptasi dan mitigasi, serta perbedaan diantara keduanya. Termasuk peran agama yang diharapkan bisa menekan laju pemanasan global dan perubahan iklim.
Pemahaman terkait perubahan iklim yang mulai dirasakan di Bali, membuat 5 sekawan ini bertekad untuk menjadi agen penyelamat bumi bagi keberlangsungan bumi di masa depan.