Denpasar, 30 April 2024 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Pemprov Bali meluncurkan produk layanan baru DBDKlim untuk Provinsi Bali. Produk tersebut dikenalkan kepada publik pada acara Seminar Nasional Iklim dan Kesehatan di Aula Teater A.A. Djelantik, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, yang dilangsungkan secara hybrid. Seminar ini terselenggara atas kerjasama BMKG dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Universitas Udayana, dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Layanan DBDKlim Bali merupakan sistem peringatan dini demam berdarah berbasis parameter iklim yang dikembangkan bersama antara BMKG, Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan ITB. DBDKlim Bali ditujukan untuk membantu pemerintah daerah dan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap penyakit demam berdarah.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan DBDKlim adalah produk inovasi BMKG yang memanfaatkan informasi iklim untuk memprediksi risiko demam berdarah. Layanan ini diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dan masyarakat dalam mengambil langkah-langkah pencegahan dan pengendalian demam berdarah yang lebih efektif.
“Layanan DBDKlim menggunakan model statistik untuk memprediksi risiko demam berdarah berdasarkan faktor-faktor iklim seperti suhu, kelembapan udara, dan curah hujan. Informasi ini kemudian disajikan dalam bentuk peta dan grafik yang mudah dipahami oleh pengguna,” kata Ardhasena, Bali (30/4).
Selain pejabat BMKG, Pembicara pada seminar ini diantaranya adalah Direktur Lingkungan Hidup, BAPENAS, Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Daerah Khusus Jakarta, Akademisi dari Universitas Udayana dan ITB.
Turut menghadiri seminar Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama di lingkungan BMKG, dengan undangan para stakeholder terkait, masyarakat umum dan mahasiswa.
Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra menjelaskan layanan DBDKlim merupakan terobosan baru dan sangat penting bagi Pemda dalam upaya pencegahan dan pengendalian demam berdarah di masyarakat. Dengan informasi yang diberikan oleh BMKG, Pemda dapat mengarahkan sumber daya ke daerah-daerah yang paling berisiko dan melakukan intervensi yang tepat waktu.
Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala yang parah bahkan memiiki faktor risiko terburuk yakni kematian, terutama pada anak-anak.
Bali termasuk salah satu daerah di Indonesia yang paling rentan terhadap demam berdarah.
Selain acara seminar dan peluncuran produk, Deputi Klimatologi dan jajarannya juga melakukan kegiatan kunjungan media ke Bali Post group di Gedung BaliTV, Denpasar (29/04) sebagai rangkaian kegiatan diseminasi produk inovatif BMKG.